Siapa Lebih Cerdas Berpolitik, Antara Presiden Mursi atau Hadi?


Pertanyaan yang apple to apple sebenarnya adalah siapa yang lebih cerdas berpolitik antara Presiden Mohammed Mursi atau Presiden Erdogan?

Karena kedua presiden tersebut mempunyai kemiripan kudeta. Sementara Presiden Abdurabbu Mansur Hadi sudah sempat mengundurkan diri.

Namun Mursi tidak perlu dibandingkan dengan Erdogan yang bukan bangsa Arab. 

Lebih dekat membandingkan sesama Arab seperti Presiden Hadi.

Bila dilihat dari alur politiknya, tentua Presiden Hadi lebih pintar dari Mursi. Walaupun begitu akibatnya sangat besar. Korban sipil yang besar hingga sekarang.

Pada saat kelompok Al Houthi merengsek masuk ke Sanaa, Hadi menunjukkan ketidaktakutannya. Dia tahu kelompok Houthi tidak bisa dibendung dan banyak elite di Sanaa yang mendukung Houthi.

Seemoat dalam waktu yang tidak lama Hadi membentuk kabinet bersama Houthi. 

Namun itu hanya sebentar. Perselisihanpun kembali yang memaksa Hadi untuk mengundurkan diri. Dia pergi dari Sanaa menuju Aden dan akhirnya ke Arab Saudi. Dari sana dia mengumumkan bahwa pengunduran dirinya ditarik dan menyatakan dirinya tetap menjadi pemerintahan yang sah.

Lalu mengapa Mursi tidak melakukan demikian? Misalnya saat Jenderal Abdul Fatah Al Sisi mengumumkan kudeta, memgala Mursi tidak lari keluar negeri atau memberikan mandat ke orang lain saat dia ditahan?

Itulah yang menjadi tanda tanya. Mursi dan para pendukungnya tidak mempelajari beberapa skenario kudeta yang terjadi selama ini di dunia. Bahkan di Mesir sendiri kudeta sudah terjadi sebelumnya sejak Raja Farouk.

Mursi sangat percaya pendukungnya sehingga melupakan hal-hal teknis yang mesti dipelajari lebih detail.

Tentu Erdogan sudah mempelajari taktik kudeta. Khususnya kepada beberapa pemerintahan sebelumnya.

Dan ada kemungkinan Hadi juga sudah mengerti dirinya mau tak mau akan dikudeta atau minimal jiwanya terancam.

Sangat difahami jika saat terjadi deadlock dengan Houthi dirinya langsung mengungkapkan pengunduran diri.

Houthi yang langsung percaya dengan kenyataan politik tersebut bergerak mendirikan pemerintahn bersama Abdullah Saleh, presiden sebelumnya.

Politik di Arab memang keras dan penuh intrik. Terbukti saat Saleh tidak mendukung pemerintahan Houthi lagi, pasukan Houthi langsung menembak mati dirinya di kediamannya.

Jika belajar dari Sisi yang langsung menahan Mursi sebelum kudeta, seharusnya aparat Houthi menahan Hadi untuk sementara sebelum pemerintahan Houthi berdiri dengan mapan.

Namun memang tidak ada alasan yang sangat logis menahan seseorang yang sudah mengundurkan diri dari jabatannya.

Dari titik ini Hadi yang mantan petinggi militer Yaman lebih cerdik dan cerdas dari Mursi.

Dan Erdogan yang karirnya bukan sebagai petinggi militer namun politikus, juga lebih pintar dari Mursi.

Jika dilihat dari korban, memang Hadi kelihatan seperti mengorbankan rakyatnya yang sampai sekarang berkonflik.

Tapi siapa tahu, jika Hadi memang benar-benar mengundurkan diri, Houthi belum tentu akan memerintah dengan baik.

Saat itu gerakan separatis Yaman Selatan juga sedang naik daun dan Houthi ingin menumpasnya.

Justru gerakan separatis Yaman inilah yang menjadi embrio pasukan Hadi yang akhirnya bagian dari pemerintahan Yaman yang diakui dunia di Aden. Walau akhirnya gerakan itu muncul lagi karena frustasi Houthi belum bisa ditaklukkan.

Tapi itu tidak menjadi masalah besar karena posisi Hadi sudah kuat di Aden.

Kesimpulannya, Hadi sudah memilikirkan langkah catur sampai ke-6 sementara lawannya Houthi masih memikihkan langkah ke-3.

Di Mesir, Sisi sudah memikirkan langkah kelima, sementara Mursi tidak bisa melangkah bahkan sudah kena skak saat kudeta terjadi.


Posting Komentar

0 Komentar