'Zakat Listrik' Terangi Wilayah Pelosok

Wakil Ketua BAZNAS, Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec


KONVENSI CAPRES PBB -- Musibah pemadaman listrik  oleh PLN yang menghebohkan sebagian warga di Pulau Jawa, tidak dirasakan oleh banyak saudara kita yang tinggal di pedalaman. Hal ini karena mereka tidak pernah sekalipun tersentuh layanan listrik PLN, walaupun mereka adalah warga negara merdeka bernama Indonesia yang sebentar lagi berusia 74 tahun.

Tanggap atas kondisi yang memprihatinkan tersebut, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyalurkan dana zakat yang dikelolanya, untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

“BAZNAS bersama lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) United Nations Development Programme (UNDP), berupaya mengentaskan kemiskinan dengan “zakat listrik” membangun PLTMH di beberapa titik lokasi. Antara lain di Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Kami bertekad dana zakat membuat saudara kita di pedalaman bisa merdeka dari kegelapan,” kata Wakil Ketua BAZNAS, Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec saat menuturkan pengalamannya mengawali pembangunan PLTMH tersebut, di Kantor BAZNAS Wisma Sirca, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2019) sore.

Menurut Zainulbahar, perlu waktu 9 jam perjalanan dari ibukota kabupaten menuju desa terluar tersebut. Melintasi jalur perbukitan, perkebunan sawit dan karet, serta hutan ini, hanya bisa dilalui kendaraan bergardan ganda atau 4WD. Hal ini karena sebagian jalan masih berupa tanah, aspal dan beton berlubang yang dimakan abrasi dan kerap terancam longsor saat musim hujan.

Bahkan untuk sampai di desa-desa terdalam rombongan BASNAS harus melewati sungai dengan perahu motor tradisional selama tiga jam, dilanjutkan dengan menyewa ojek satu jam untuk menempuh jalur setapak dengan lembah dan jurang di kiri-kanan jalan.

Akhirnya, seluruh PLTMH di Desa Ngaol, Air Liki dan Air Liki Baru, Kecamatan Batang Tabir Barat, Kabupaten Merangin; dan Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, diresmikan bersama oleh Ketua BAZNAS, Prof. Dr. Bambang Sudibyo; Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Prof. Bambang Brojonegoro; Deputy Country Director UNDP Indonesia, Shopie Kemkhaze; Gubernur Jambi, Fachrori Umar; dan Bupati Sarolangun, Cek Endra, pada 5 September 2018 lalu.

“UNDP sangat mengapresiasi langkah inovasi BAZNAS ini. Wakil Direktur UNDP Indonesia kala itu, Francine Pickup mengatakan langkah inovatif BAZNAS menggunakan dana zakat untuk pembangunan PLTMH sesuai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), PBB khususnya poin satu yaitu ‘bebas kemiskinan’, dan nomor tujuh yakni ‘tersedianya energi bersih dan terjangkau’,” jelas dia.

PLTMH menurut dia bisa memberikan efek positif yang berganda. Pertama menerangi desa dengan memanfaatkan karunia Allah SWT yaitu sungai dengan arus yang memadai, dan yang kedua, cara ini sekaligus pelestarian lingkungan hidup dan hutan di hulu sungai agar debit air sungai terjaga selama nya untuk menggerakkan turbin PLTMH.

“Dengan adanya nyala lampu, kami berharap warga pedalaman yang kaum dhuafa ini dapat produktif dan dapat berupaya meningkatkan taraf hidupnya secara bertahap,” pungkas Zainulbahar. (sumber)


Posting Komentar

0 Komentar