ilustrasi |
KONVENSI CAPRES PBB -- Kordinator Presidium Nasional Majelis Permusyawaratan Pribumi Indonesia (PN MPPI), MS Kaban menilai dalam sejarahnya, demokrasi uang yang paling dahsyat di Indonesia justru terjadi saat ini. (baca)
“Paling tidak, fakta dalam sejarah bahwa demokrasi uang itu yang paling dasyat adalah sekarang,” ujar Kaban di sela-sela isi FGD MPPI di kawasan Jakarta Timur, Rabu (16/10/2019).
Ia menjelaska selama 20 tahun pasca reformasi, kondisi demokrasi di Indonesia mengalami perubahan yang sangat signifikan. Untuk itu, situasi tersebut harus dikoreksi.
Baca juga: MPPI Sebut Demokrasi Indonesia Kini Menjadi People Power Profit
Pasalnya dengan demokrasi seperti ini, kenyataanya rakyat belum mendapatkan wakilnya di Senayan yang bener-bener berkualitas. Baik dari kepemimpinan nasional, demokrasi transaksional juga tidak mampu menghasilkan pemimpin yang berintegritas.
Sebaliknya yang paling menonjol saat ini, kata Kaban, biaya demokrasi justru sangat mahal. Sehingga hanya orang-orang yang memiliki modal yang mampu mewakili rakyat.
“Saya kira berbahaya,” cetusnya.
Oleh karena itu, ia menghimbau agar seluruh komponen masyarakat berani mengkoreksi situasi tersebut.
“Saya kira dengan situasi yang kita alami 20 tahun ini, kita bisa melihat bahwa pada akhirnya demokrasi itu menjadi demokrasi yang hanya semata-mata mencari profit,” tandasnya.
0 Komentar