Saat Yusril Raih Penghargaan Aktor Asing Terbaik di Film "Laksamana Cheng Ho"

ilustrasi



KONVENSI CAPRES PBB -- Mantan Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra mengaku kaget saat diberikan penghargaan di ajang Madrid International Film Festival Tahun 2014. Tak tanggung-tanggung, Yusril terpilih sebagai Pemenang Aktor Utama Terbaik di Film Berbahasa Asing lewat aktingnya di film "Laksamana Cheng Ho".

"Saya kaget mendapat penghargaan ini. Film ini sudah lima tahun lalu saya bintangi. Film ini bukan satu-satunya film yang berasal dari Asia. Ada banyak negara-negara di Asia yang juga mengirimkan nominasinya. Saya bersyukur bisa jadi pemenang untuk kategori 'Best Lead Actor In A Foreign Language Film' di tahun 2014 ini," ujar Yusril di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (1/8/2014) dini hari begitu mendarat dari Madrid, Spanyol.

Yusril mengisahkan, film "Laksamana Cheng Ho" yang diproduksinya memang sempat membuat keterkejutan, karena selama ini masyarakat Indonesia lebih mengenalnya sebagai politisi bukan sebagai pelaku seni peran.

"Waktu diputar di Indonesia itu adalah versi yang sinetronnya. Karena kami buat dua versi, yakni versi sinetronnya diputar di Indonesia dan film yang berdurasi 90 menit yang dilombakan di beberapa festival film internasional. Saya sendiri tidak mengerti apa kriteria pemenang dalam festival film yang diselenggarakan di Spanyol itu. Waktu itu saya menikmati memerankan kisah Laksamana Cheng Ho itu saja," lanjutnya.

Keberhasilan menjadi Aktor Asing Terbaik yang diperoleh pria kelahiran Belitung Timur, 5 Februari 1956 itu membuatnya kian tertarik mendalami dunia hiburan. Bahkan, mantan Menteri Hukum dan HAM di era Presiden SBY itupun berencana akan merambah menjadi seorang produser film.

"Sebenarnya banyak yang kaget waktu saya main di film 'Laksamana Cheng Ho', karena saya selama ini dikenal sebagai pengacara, politisi, dan juga akedemisi. Waktu itu banyak juga yang menawarkan saya main film lagi. Setelah ini saya lihat perkembangannya saja, apa saya mau kembali di dunia politik lagi atau jadi produser film nantinya. Bagi saya hidup itu harus ada variasinya, bukan hanya membidangi satu dunia saja, kalau bisa bercabang-cabang. Istri saya sempat bilang, kalau saya nanti jadi produser film, istri saya mau main film yang saya produseri itu," ujar suami Rika Tolentino Kato itu. (sumber)



Posting Komentar

0 Komentar