Ketika Habibie Tunjuk Parni Hadi Pimpin Republika yang Melahirkan Dompet Dhuafa

BJ Habibie


KONVENSI CAPRES PBB -- Kembali putra terbaik bangsa telah berpulang. Selepas Maghrib, pada Rabu (11/9/2019), pukul 18.05 WIB, di RSPAD Gatot Subroto, Bacharuddin Jusuf Habibie, meninggal dunia pada usia 83 tahun. Sebelumnya, Presiden ke-3 Republik Indonesia, telah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit tersebut.

Putra terbaik bangsa tersebut juga merupakan sosok penting di balik kebebasan pers dan era baru demokrasi dalam kepemimpinannya saat menjadi presiden. Bahkan kelahiran lembaga filantropi islam, Dompet Dhuafa, tak lepas dari kiprah beliau. Dompet Dhuafa lahir dari rahim Harian Umum Republika, yang pada saat itu, Presiden Soeharto memberi izin kepada Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang dipimpin Habibie, untuk mendirikan koran.

"Pada saat itu, Habibie menunjuk saya untuk memimpin Republika. Dalam perjalanan, munculah gagasan untuk menginisiasi dan mendirikan Dompet Dhuafa. Sehingga dari rahim koran yang Habibie dapatkan izinnya dari Soeharto, turut lahirlah lembaga yang kini menasional dan mengglobal untuk berbagi cinta kepada sesama," ungkap Parni Hadi, selaku inisiator, pendiri dan ketua pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, saat menuturkan kenangannya bersama BJ Habibie.

Sebagai presiden, Habibie turut mengambil peran besar dalam dunia perzakatan di tanah air. Ia adalah presiden yang pertama menandatangani adanya Undang-undang Zakat No. 38/99, memasukkan zakat sebagai bagian penting, sehingga diatur oleh negara.

Beberapa periode sebelumnya, sejak menjadi menteri, Habibie dikenal sebagai pendorong lahirnya tiga serangkai penghela dakwah umat pada masa itu. Lahirnya ICMI, Bank Muamalat, dan Harian Umum Republika yang kemudian melahirkan Dompet Dhuafa sebagai cikal bakal gerakan zakat modern di Indonesia. Setelah berdiri, Dompet Dhuafa mulai menggairahkan gerakan zakat. Sehingga bersama-sama para perintis saat itu, mulai membidani Forum Zakat, Institut Manajemen Zakat dan menjadi inspirasi dari kemunculan gerakan zakat lainnya. Pada akhirnya, melahirkan tatanan gerakan zakat lainnya sedemikian maraknya.

Namun kini sosok intelek yang merupakan putra terbaik bangsa tersebut telah tiada. Ia menutup usia dengan berbagai prestasi dan kenangan bagi rakyatnya. Dari mulai prestasi teknologi di bidang kerdigantaraan, menjadi pawang krisis moneter hingga penguatan gerakan zakat dan mengajarkan banyak cinta dalam kehidupan, menjadi sisa sebagai warisannya. Selamat jalan dan terbang tinggi di keabadian BJ. Habibie. (sumber)

Posting Komentar

0 Komentar