Film Sunan Gunung Jati |
KONVENSI CAPRES PBB -- Banyak orang yang akrab dengan nama Sunan Gunung Jati, salah satu wali sembilan (Wali Songo) yang menyebarkan agama Islam di Cirebon. Tapi, mungkin hanya sedikit orang yang tahu kalau "Sunan Gunung Jati" saat ini ada di Mahkamah Agung (MA) dan menjabat sebagai salah seorang hakim agung di lembaga peradilan paling tinggi di negeri ini.
"Sunan Gunung Jati" yang dimaksud, tentu saja bukanlah Syarif Hidayatullah yang kini diabadikan namanya oleh Universitas Islam Negeri di Jakarta. Sunan Gunung Jati, yang menurut catatan sejarah memiliki jasa besar dalam menyebarkan agama Islam di Jawa Barat tersebut, telah wafat pada 1568 M dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon).
Baca: Abdul Rahman Saleh Politikus Partai Bulan Bintang yang Pernah Jadi Wartawan, Hakim Agung dan Jaksa Agung
Menurut "Sunan Gunung Jati"...eh Abdul Rahman, salah satu adegan yang paling berkesan dalam film tersebut adalah ketika Sunan Gunung Jati dikisahkan mampu mengeluarkan air dari batu cadas yang keras hanya dengan pukulan tongkatnya. Air tersebut kemudian digunakan oleh Sunan Gunung Jati dan para pengikutnya untuk berwudhu (mengambil air untuk salat).
Gara-gara adegan tersebut, tutur mantan Direktur LBH Jakarta ini, sebagian rekannya memanggilnya sebagai "Sunan Honda". Itu lantaran, air yang digunakan untuk adegan tersebut kala itu menggunakan pompa air merek Honda. Tak apalah jadi Sunan Honda, yang penting masih menyandang gelar Sunan.
Mungkin, tidak banyak yang tahu kalau Abdul Rahman itu pernah jadi artis film. Yang cukup mengejutkan lagi, ternyata film Sunan Gunung Jati bukanlah film pertama bagi eks Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia ini.
Pada sekitar tahun 70-an, Abdul Rahman pernah bermain dalam film layar lebar berjudul "Cubit-cubitan". Dari judulnya, jelas film ini bukanlah bernafas agama. Lawan mainnya pun tidak tanggung-tanggung, Elvy Sukaesih. Alhasil, Abdul Rahman pun pernah merasakan berjoget bersama sang ratu dangdut tersebut.
Politikus PBB Abdulrahman Saleh |
Yang lucunya lagi, menjelang pengangkatannya sebagai hakim agung pada 2000, salah satu stasiun tv swasta kembali menayangkan film "Cubit-cubitan" tersebut. Beberapa teman dekatnya mengatakan, "Pak Abdul Rahman, kayaknya film itu sengaja diputar untuk menjatuhkan nama bapak," kenangnya, menirukan ucapan sebagian karyawan di MA.
Waktu itu dengan santai, Abdul Rahman menjawab, "Masak menjatuhkan orang pakai film. Memangnya kenapa kalau hakim agung pernah main film?". Saat ditanya berapa honor sebagai aktor waktu itu, ia cuma menjawab, "Ya, lumayanlah".
Bakat Abdul Rahman yang pernah menjadi wartawan di harian Nusantara pada sekitar tahun 70-an ternyata tidak cuma di dunia akting. Ia juga pernah menulis naskah skenario berjudul "Cinta Putih" yang telah difilmkan pula oleh Chaerul Umam. Siapa tahu, ada sutradara sinetron yang mau melirik kembali Abdul Rahman untuk jadi aktor. (sumber)
0 Komentar