Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) telah dibangkitkan lagi. Namun ternyata partai yang dibubarkan oleh Presiden Sukarno ini pernah bangkit pada 1995.
Sebagaimana yang dicatat Gungun Karya Adilaga dalam buku 'Simpul Sejarah: Mengikat Makna Perjuangan Umat Islam Bangsa Indonesia', Masyumi didirikan pada 7 Agustus 1945. Partai ini didirikan oleh sejumlah tokoh, seperti KH Wachid Hasyim, Mohammad Natsir, dan Kartosoewirjo. Partai ini akhirnya dibubarkan pada 17 Agustus 1960 oleh Presiden Sukarno sebagai ekses politik saat itu.
Ternyata partai ini sempat dibangkitkan lagi pada 1995. Dalam catatan budayawan Betawi, Ridwan Saidi dalam buku 'Biografi Politikus dan Budayawan Ridwan Saidi' menuturkan Masyumi pernah dibangkitkan lagi pada 24 November 1995. Pendirinya adalah Ridwan Saidi dan Agus Miftah, pengurus Bina Lingkungan Hidup Indonesia.
Ketika itu, nama yang dipakai adalah Masyumi Baru. Kendati demikian, Masyumi Baru bentuknya masih sebuah ormas. Ridwan Saidi, selaku Ketua Umum, meniatkan Masyumi Baru sebagai wadah untuk merawat kemandirian, kebangsaan, dan sikap istiqomah.
Meskipun memakai nama Masyumi, cendekiawan muslim Nurcholis Madjid menilai Masyumi Baru tidak mewakili pemikiran-pemikiran para tokoh Masyumi. Jadi, menurutnya, Masyumi Baru tidak ada kaitannya dengan Masyumi era Mohammad Natsir.
Kemudian, ketika Presiden Soeharto lengser, Masyumi Baru lantas berubah menjadi partai politik. Masyumi Baru turut ikut dalam Pemilu 1999. Sayangnya, Ridwan Saidi tak mampu meyakinkan masyarakat soal kehadiran partai ini. Hasilnya, partai ini hanya meraup 152.589 suara.
0 Komentar